BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Pendidikan adalah suatu proses bantuan yang diberikan kepada peserta didik
guna menumbuhkan dan mengembangkan jasmani maupun rohani secara optimal untuk
mencapai tingkat kedewasaan. Pendidikan dapat dibedakan menjadi 2 macam,yaitu
pendidikan formal dan pendidikan informal. Pendidikan formal yaitu suatu
pendidikan yang mengajarkan pengetahuan umum dan pengetahuan-pengetahuan yang
bersifat terprogram, terstruktur dan berlangsung di persekolahan dalam
rangka mempersiapkan anak untuk pekerjaan-pekerjaan tertentu. Sedangkan
pendidikan informal yaitu pendidikan yang bersifat tidak terprogram, tidak
terstruktur dan berlangsung kapanpun dan dimana pun dalam rangka
mempersiapkan anak untuk pekerjaan-pekerjaan tertentu.
Selanjutnya, berbicara tentang pendidikan
yaitu berbicara tentang bagaimana membentuk karakter manusia bagaimanapun
caranya menjadi apa yang diinginkan. Sedangkan karakter akan terbentuk oleh
berbagai faktor yang ada, dan di antaranya adalah lingkungannya. Setiap orang
memiliki karakter yang berbeda, disebabkan oleh karena mereka tumbuh di
lingkungan yang berbeda. Jadi dapat dikaitkan bahwa dominasi lingkungan
sangat berpengaruh pada pendidikan seseorang. Adapun, lingkungan
pendidikan salahsatunya yaitu lingkungan keluarga.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas muncul
beberapa rumusan masalah yaitu :
1.
Bagaimana konsep keluarga?
2.
Apa saja fungsi keluarga sebagai
salahsatu lingkungan pendidikan?
3.
Bagaimana perubahan fungsi keluarga?
4.
Bagaimana keluarga sebagai
lingkungan pendidikan?
C. Tujuan
Berdasarkan perumusan masalah dapat
diketahui tujuan pembahasan materi ini yaitu :
1.
Mengetahui bagaimana
konsep keluarga itu.
2. Mengetahui tentang fungsi keluarga sebagai salahsatu lingkungan
pendidikan.
3. Mengetahui perubahan fungsi keluarga.
4. Mengetahui bagaimana keluarga sebagai lingkungan pendidikan.
D. Manfaat
Penulisan makalah ini mempunyai manfaat sebagai berikut :
1. Menambah wawasan tentang pengantar ilmu pendidikan
2.
Meningkatkan pemahaman
tentang materi pengantar ilmu pendidikan tentang lingkungan sekolah.
BAB II
PEMBAHASAN
A.KONSEP
KELUARGA
Secara Etimologis, kata keluarga berasal dari dua kata
yaitu kawula dan warga. Kawula berarti hamba dan warga berarti anggota, jadi
pengertian keluarga adalah suatu kesatuan (unit) dimana anggota–anggotanya
mengabdikan diri kepada kepentingan dan tujuan unit tersebut.
Horton dan Hunt yang dikutip oleh Tisna Amidaja
(Sadulloh,2007:173) mendefinisikan keluarga adalah “suatu kelompok yang
mempunyai nenek moyang yang sama, suatu kelompok kekerabatan yang disatukan
oleh darah atau perkawinan, pasangan perkawinan dengan atau tanpa anak, dan
satu orang anak dengan beberapa anak”. F.J Brown dalam M.I Soelaeman
(Sadulloh,2007:174) pengertian keluarga ditinjau dari sudut pandang sosiologis.”
Dalam arti sempit keluarga merupakan orangtua dan anak-anaknya. Dalam arti luas
keluarga meliputi semua pihak yang ada hubungan darah atau keturunan.” Menurut
Undang – undang no 10 tahun 1992, yaitu “keluarga adalah unit terkecil dalam
masyarakat yang terdiri dari suami, istri dan anaknya, atau ayah dan anaknya,
atau ibu dan anaknya.”
Ditinjau dari sudut pandang pedagogis, keluarga adalah
suatu persekutuan hidup yang dijalani rasa kasih sayang diantara dua jenis
manusia, yang bermaksud untuk saling menyempurnakan diri, terkandung juga
kedudukan dan fungsi sebagai orang tua. Jadi,dapat disimpulkan bahwa suatu
keluarga dapat dikatakan keluarga lengkap apabila keluarga tersebut terdiri
atas ayah, ibu, dan anak.
M.I Soelaeman (Sadulloh,2007:174) mengemukkan pendapat
Mc.Iver tentang ciri-ciri keluarga yaitu: 1) hubungan berpasangan kedua jenis
(pria dan wanita),2) perkawinan atau bentuk ikatan lain yang mengokohkan
hubungan tersebut,3) pengakuan akan keturunan,4) kehidupan ekonomis yang
diselenggarakan dan dinikmati bersama,5)kehidupan rumah tangga.Ditinjau dari
sudut pandang pedagogis,M.I Soelaeman (1994:12) “ciri hakiki suatu keluarga
adalah suatu persekutuan hidup yang dijalani kasih sayang antara pasangan dua
jenis manusia yang dikukuhkan dengan pernikahan yang sah,bermaksud untuk saling
menyempurnakan diri. Dalam menyempurnakan diri tersebut terkandung pengungkapan
peran dan fungsi orang tua.”Keluarga merupakan lingkungan yang pertama bagi
anak yang memberikan sumbangan bagi perkembangan dan pertumbuhan mental maupun
fisik anak dalam kehidupannya”.
Melalui interaksi dalam keluarga, anak tidak hanya
mengidentifikasikan diri dengan kehidupan masyarakat dan alam sekitarnya. Dalam
kaitannya dengan pendidikan,keluarga merupakan salah satu lembaga pendidikan
yang diselenggarakan di non formal. Pendidikan yang diselenggarakan dalam
keluarga dapat digolongkan kedalam jenis pendidikan yang bersifat informal. Hal
ini bukan berarti bahwa kedudukan keluarga sebagai lembaga pendidikan kurang
penting, bahkan sebaliknya keluarga dianggap sebagai lembaga pendidikan yang
pertama dan utama bagi anak. Disebut sebagai lingkungan pendidikan
pertama,karena pada umumnya setiap anak dilahirkan dan kemudian dibesarkan pada
awal pertama dalam lingkungan keluarga. Kemudian disebut sebagai lingkungan
pendidikan yang utama bagi anak,karena keberhasilan pendidikan anak dalam
keluarga ketika anak berada dalam usia dini yang dikenal juga sebagai usia emas
(golden age),akan sangat berpengaruh pada keberhasilan pendidikan pada periode perkembangan
anak berikutnya.
Dalam Undang- undang sistem pendidikan nasional no 20
tahun 2003 bab I pasal I ayat 13, yang menyebutkan bahwa :”pendidikan informal
adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan”. Peraturan pemerintah no 73
tahun 1991:”Pendidikan non formal yang sangat mendasar sifatnya adalah
pendidikan keluarga. Meskipun pendidikan keluarga sangat penting bahkan
meletakkan dasar–dasar kesiapan hidup sebagai anggota masyarakat pengaturannya
merupakan wewenang keluarga bersangkutan.”
B.
FUNGSI
KELUARGA
Keluarga
berfungsi untuk membekali setiap anggota keluarganya agar dapat hidup sesuai
dengan tuntutan nilai– nilai religius,pribadi, dan lingkungan. M.I Soelaeman
(Sadulloh,2007:175) mengemukakan beberapa fungsi keluarga sebagai berikut:
a) Fungsi Edukasi
Fungsi ini
mengarahkan keluarga sebagai wahana pendidikan pertama dan utama bagi anak–anaknya
agar dapat menjadi manusia yang sehat, tangguh, mau dan mandiri,sesuai dengan
tuntutan kebutuhan pembangunan yang semakin tinggi. Dalam arti mereka menjadi
manusia yang matang dan dapat bertanggung jawab juga dapat
dipertanggungjawabkan oleh masyarakatnya.
b) Fungsi sosialisasi anak
Dalam fungsi
ini menunjukkan bahwa keluarga memiliki tugas untuk mengantarkan dan membimbing
anak agar anak dapat beradaptasi dengan kehidupan sosial (masyarakat) yang
lebih luas, sehingga kehadirannya akan diterima bahkan mungkin dinantikan oleh
masyarakat luas, karena banyak memiliki manfaat bagi orang lain yang ada di
lingkungan masyarakatnya. Keluarga memiliki kedudukan sebagai penghubung anak
dengan kehidupan sosial, meliputi penerangan, penyaringan nilai–nilai dan
penafsirannya kedalam bahasa yag dimengerti anak. Keluarga merupakan lembaga
sosial dimana si anak mengadakan proses sosialisasi (belajar sosial atau
mempelajari nilai – nilai sosial) yang pertama dalam kehidupannya.
c) Fungsi proteksi
Fungsi ini
mengarahkan dan mendorong keluarga agar berfungsi sebagai wahana atau tempat
memperoleh rasa aman, nyaman, damai,dan tentram bagi seluruh anggota keluarga
sehingga terpenuhi kebahagiaan batin, juga secara fisik keluarga harus
melindungi anggota keluarganya supaya tidak kelaparan, kehausan, kedinginan,
kepanasan, kesakitan, dll. Perlindungan mental dimaksudkan supaya orang itu
tidak kecewa (frustasi) karena memiliki konflik yang mendalam dan
berkelanjutan, yang disebabkan kurang pandai mengatasi masalah hidupnya. Perlindungan
moral perlu dilakukan supaya anggota keluarga itu menghindarkan diri dari
perbuatan jahat dan buruk. (Sadulloh,dkk,2007:176).
d) Fungsi afeksi(perasaan)
Fungsi ini
diarahkan untuk mendorong keluarga sebagai wahana untuk menumbuhkan dan membina
rasa cinta dan kasih sayang antara sesama anggota keluarga dan masyarakat serta
lingkungannya. Selain itu keluarga harus dapat menjalankan tugasnya menjadi
lembaga interaksi dalam ikatan batin yang kuat antar anggotanya,sesuai dengan
status peranan sosial masing – masing dalam kehidupan keluarga itu. Ikatan
batin yang dalam dan kuat ini harus dapat dirasakan oleh setiap anggota
keluarga sebagai bentuk kasih sayang. Kasih sayang dan kehangatan yang
diberikan orangtua jika terlalu berlebihan dapat memanjakan anak, sedangkan
jika terlalu kurang akan gersang atau kekeringan. (Sadulloh,dkk,2007:177).
e) Fungsi Religius
Fungsi ini
diarahkan untuk mendorong keluarga sebagai wahana pembangunan insan – insan
yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, bermoral,berakhlak dan
berbudi pekerti luhur sesuai dengan ajaran agamanya. Disini orang tua berrperan
sebagai penyampai, penyeleksi dan penafsir norma-norma dalam kehidupan sehari
–hari. (Sadulloh,dkk,2007:177).
f) Fungsi ekonomi
Fungsi ini
diarahkan untuk mendorong keluarga sebagai wahana pemenuhan kebutuhan
ekonomi,fisik dan maateriil yang sekaligus mendidik keluarga hidup efisien,ekonomis
dan rasional. Fungsi ekonomi meliputi pencariaan nafkah,perencanaan,serta
penggunaan atau pembelajarannya. (Sadulloh,dkk,2997:177).
Pelaksanan
fungsi ekonomi oleh seluruh anggota keluarga mempunyai kemungkinan menambah
saling pengertian,solidaritas dan tanggung jawab bersama dalam keluarga, serta
dengan segala akibatnya.
g) Fungsi rekreasi
Sadulloh,dkk
(2007:178) mengemukakan bahwa dalam menjalankan fungsi ini,keluarga harus menjadi
lingkungan yang nyaman, menyenangkan, cerah,ceria, hangat dan penuh semangat.
Melaksanakan fungsi rekreasi oleh seluruh anggota keluarga sangat penting
karena:
1. Terjaminnya
keseimbangan kepribadiaan anggota keluarga, dapat menghidari atau setidaknya
akan dapat mengurangi ketegangan yang mudah timbul dalam keadaan lelah.
2. Rasa aman
dan santai yang ditimbulkan rekreasi mempermudah munculnya kesenangan lahir
batin,muncul saling mengerti,memperkokoh kerukunan dan solidaritas serta saling
memperhatikan kepentingan masing-masing.
3. Rasa nyaman
dan betah dalam keluarga menimbulkan rasa sayang dan rasa memiliki kepada
keluarga, serta keinginan untuk memeliharanya secara bersama-sama.kerjasama dan
tanggung jawab.
4. Menghormati
serta memperhatikan kepentingan masing-masing anggota keluarga,diseratai dengan
identifikasi terhadap norma yang berlaku dalam keluarga.
h) Fungsi biologis
Fungsi ini
diarahkan untuk mendorong keluarga sebagai wahana untuk menyalurkan kebutuhan
reproduksi sehat bagi semua anggota keluarganya. Keluarga disini menjadi tempat
untuk dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar seperti kebutuhan akan
keterlindungan fisik seperti kesehatan,sandang, pangan dan papan dengan
syarat-syarat tertentu sehingga keluarga memungkinkan seluruh anggotanya dapat
hidup didalammya,sekurang-kurangnya dapat mempertahankan hidup. (Sadulloh,dkk,2007:178).
C.
PERUBAHAN
FUNGSI KELUARGA
Pada
masyarakat tradisional orangtua memiliki tanggung jawab penuh terhadap
pendidikan anak mereka. Pada masyarakat tradisional orangtua mengajar
pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk hidup, orangtua pula yang
melatih dan memberi petunjuk anak-anaknya sampai anak mencapai dewasa. Dalam
keluarga tradisional orang tua memegang otoritas penuh atas anak-anak mereka. (Sadulloh,dkk.2007:180).
Dengan
berubahnya kehidupan masyarakat dari masyarakat tradisional ke masyarakat
modern,maka pola kehidupan keluarga pada masyarakat modernpun mengalami
perubahan. Pada masyarakat modern anggota keluarga cenderung lebih
kecil,memiliki stuktur yang kurang stabil,lebih demokratis dalam mengambil
keputusan,amat tergantung kepada jasa pelayanan orang lain,dan kehidupan yang
terdiferensiasi serta terspesialisasi yang makin jelas dan tajam. Dalam
masyarakat modern orangtua harus membagi otoritas dengan oranglain,terutama
guru dan dengan anak mereka sendiri yang memperoleh pengetahuan baru dari luar
keluarga. Hubungan orangtua pun berubah dari hubungan orangtua dengan anak yang
bersifat otoritatif menjadi hubungan yang bersifat kolegial. (Sadulloh,dkk.2007:180)
Dengan
gambaran seperti diatas,maka pendidikan yang mulanya tanggung jawab keluarga
sepenuhnya,sekarang diambil alih oleh sekolah dan lembaga-lembaga sosial
lainnya. Tugas ibu dalam membimbing dan membimbing anaknya diambil alih “babby
sitter”,”kelompok bermain dan taman kanak-kanak’. Demikian pula dalam memberi
bekal pengetahuan dan keterampilan sebagai persiapan untuk kerja dan hidup pada
anak tidak dilakukan lagi oleh ayah,tetapi oleh lembaga pendidikan formal yaitu
sekolah. (Sadulloh,dkk.2007:181).
Perubahan
fungsi-fungsi yang ada dalam suatu keluarga ataupun masyarakat secara
keseluruhan turut mempengaruhi perubahan fungsi-fungsi sosial keluarga.
Fungsi-fungsi sosial yang mengalami perubahan adalah:
1.
Fungsi Pendidikan:
Dahulu
keluarga merupakan satu-satunya institusi pendidikan. Fungsi pendidikan
keluarga ini telah mengalami banyak perubahan. Secara informal fungsi
pendidikan keluarga masih tetap penting, namun secara formal fungsi pendidikan
itu telah diambil alih oleh sekolah. Dalam hubungan dengan hal itu, Nasution
(1983), menyebutkan fungsi sekolah antara lain: (a) sekolah mempersiapkan anak
untuk suatu pekerjaan; (b) sekolah memberikan keterampilan dasar; (c) sekolah membuka kesempatan memperbaiki nasib; (d)
sekolah menyediakan tenaga pembangunan; (e) sekolah membantu memecahkan
masalah-masalah sosial; (f) sekolah mentransmisi kebudayaan; (g) sekolah
membentuk manusia yang sosial; (h) sekolah merupakan alat mentransformasi
kebudayaan.
Proses
pendidikan di sekolah menjadi makin lama (dari tingkat TK sampai Perguruan
Tinggi) dan pengaruhnya menjadi semakin penting. Apabila dahulu fungsi sekolah
terbatas, pada pandidikan intelek, maka kecenderungan sekarang pendidikan
sekolah diarahkan kepada anak sebagai ‘pribadi’. Guru dengan bantuan counselor, school psychologist, ataupun clinical psychologist, dan social worker bersama sama
membantu anak agar berhasil menyesuaikan diri dalam masyarakat di mana dia
hidup/berada.
2.
Fungsi Rekreasi
Dahulu
keluarga merupakan medan rekreasi bagi anggota-anggotanya. Sekarang pusat-pusat
rekreasi di luar keluarga, seperti : bioskop, panggung sirkus, lapangan olah
raga, kebun binatang, teman-teman, night club dan sebagainya
lebih menarik minat dan perhatian bagi keluarga. Demikian pula rekreasi dalam
kelompok sebaya menjadi semakin penting terutama bagi anak-anak dalam suatu
keluarga. Perubahan tersebut menimbulkan kurang lebih dua akibat, yaitu: (a)
jenis-jenis rekreasi yang dialami anggota-anggota keluarga menjadi lebih
bervariasi, dan (b) anggota keluarga lebih cenderung untuk mencari hiburan di
luar keluarga.
3. Fungsi Keagamaan
Dahulu
keluarga merupakan pusat pendidikan upacara (ritus-ritus keagamaan) , ataupun
ibadah bagi para anggota-anggotanya di samping peranan yang dilakukan oleh
institusi agama. Proses sekularisasi
dalam masyarakat dan merosotnya pengaruh institusi agama menimbulkan,
kemunduran fungsi keagamaan dalam keluarga.
4.
Fungsi Perlindungan
Dahulu keluarga
berfungsi sebagai perlindungan atau memberikan perlindungan, baik fisik maupun
sosial, kepada para anggotanya. Sekarang ini, banyak fungsi perlindungan dan
perawatan telah diambil alih oleh badan-badan sosial, seperti: tempat perawatan
bagi anak-anak cacat tubuh dan mental, anak yatim piatu, anak-anak jalanan/anak
nakal, lansia, dan sebagainya.
D.
KELUARGA
SEBAGAI LINGKUNGAN PENDIDIKAN
Dalam hubungannya dengan pendidikan,lingkungan
keluarga merupakan lembaga pendidikan yang pertama dan utama,berlangsung secara
wajar dan inforamal, orangtua sebagai pendidik betul-betul merupakan peletak
dasar kepribadiaan anak. Dasar kepribadiaan tersebut akan bermanfaat atau
berperan terhadap pengaruh atau pengalaman selanjutnya,yang datang kemudian. Jadi,tugas
orang tua dalam mendidik anak-anaknya terlepas dari kedudukan,keahlian atau
pengalaman dalam bidang pendidikan yang resmi. (Sadulloh,dkk.2007:181).
Melalui pendidikan dalam keluarga, anak bukan saja
diharapkan agar menjadi suatu pribadi yang mantap,yang secara mandiri dapat
melaksanakan tugas hidupnya dengan baik,melainkan ia diharapkan dapat menjadi
anggota masyarakat yang baik. Suatu pribadi hanya akan menatap bila ia
membuktikan dirinya tangguh dalam melaksanakan hidupnya dalam
masyarakat,sedangkan pelaksanaan hidup dalamm masyarakat secara baik hanya akan
dapat dilaksanakan oleh suatu pribadi yang mantap. (Sadulloh,dkk.2007:182).
a) Peranan Ibu
Ibu dalam keluarga merupakan orang yang pertama kali
berinteraksi dengan anaknya,dari ibunya anak mengenal keamanan lahir batin. Ibu
mengenalkan kepada anak dunia yang sangat membahagiakan,yaitu dunia kasih sayang,dunia
aman serta damai. Dari seorang ibu diharapkan ia menghadapi anaknya dengan
penuh kash sayang,sehingga dikatakan bahwa” ibu berperan sebagai lambang kasih
sayang”. (Sadulloh,dkk.2007:183).
Menurut Ngalim Purwanto (sadulloh,2007:183) sesuai
dengan fungsi serta tanggung jawabnya bahwa peranan ibu dalam pendidikan
anak-anaknya:1) sumber dan pemberi kasih sayang,2) pengasuh dan pemelihara,3)
tempat mencurahkan isi hati,4) pengatur dalam kehidupan berumah tangga,5)
pembimbing hubungan pribadi,6) pendidik dalam segi-segi emosional
b) Peranan Ayah
Ayah sering tampil sebagai tampuk pimpinan dalam
keluarga, sehingga sehubungan dengan anak dikatakan”ayah sebagai lambang
wibawa”. Tindakan ayah dan ibu diharapkan saling mengimbangi dan keduanya
tampil sebagai penjelas nilai-nilai yang dianut keluarga yang bersangkutan
(Waini Rasyidin dan M.I Soelaeman dalam Depdikbud,1985)
Menurut Ngalim Purwanto (sadulloh,2007:184) peranan
ayah:1) sumber kekuasaan dalam keluarga,2) penghubung intern antara keluarga
dengan masyarakat atau dunia luar,3) pemberi rasa aman bagi seluruh anggota
keluarga,4) pelindung terhadap ancaman dari luar,5)hakim atau yang mengadili
akan terjadi perselisihan dan 6) pendidik dalam segi-segi rasional.
c) Peranan Nenek
Selain oleh ibu dan ayahnya,banyak pula anak-anak yang
menerima pendidikan dari neneknya. Umumnya nenek itu merupakan sumber kasih
sayang yang mencurahkan kasih sayang yang berlebihan terhadap cucunya,tetapi
biasanya mereka tidak mengharapkan sesuatu dari cucunya itu. Tidak jarang dalam
satu keluarga yang tinggal bersama neneknya mengalami suatu perselisihan antara
orangtua dengan neneknya tersebut dalam hal menentukan dalam cara mendidik
anak/ cucunya tersebut. Memang ada kecenderungan bahwa pihak nenek merasa
terpanggil untuk ikut campur dalam merawat dan membesarkan cucunya sesuai
dengan pola dan pengalamannya, serta tingkat keikut campurannya itu
bermacam-macam dari yang sekedarnya sampai dengan sebagai penentu
segala-galanya yang berhubungan dengan cucunya.
d) Peranan Anggota Keluarga yang Lain
Dalam kehidupan keluarga yang besar (extended family)
biasanya bukan orangtuanya saja yang berperan dalam memberikan pendidikan
terhadap anaknya,tetapi anggota keluarga yang lain pun turut berperan. Misalnya
seorang bibi yang diberi tugas untuk mendidik keponakannya dikala orangtua anak
tersebut sedang sibuk bekerja. Oleh karena itu masing- masing anggota keluarga
hendaknya berupaya melaksanakan peranannya dalam mempersiapkan anak agar
menjadi manusia yang berguna baik bagi pribadinya,keluarganya,masyarakat dan
bahkan bagi bangsa dan umat manusia serta sebagi makhluk Tuhan Yanga Maha Esa.
BAB III
KESIMPULAN
A. Simpulan
Keluarga adalah suatu persekutuan hidup yang dijalani
rasa kasih sayang diantara dua jenis manusia, yang bermaksud untuk saling
menyempurnakan diri, terkandung juga kedudukan dan fungsi sebagai orang tua.
Fungsi keluarga yaitu : fungsi edukasi, fungsi sosialisasi anak,fungsi proteksi, fungsi afeksi(perasaan), fungsi religius, fungsi ekonomi,
fungsi rekreasi, fungsi biologis.
Fungsi-fungsi
sosial yang mengalami perubahan adalah: fungsi
pendidikan, fungsi rekreasi, fungsi keagamaan, fungsi perlindungan.
Melalui pendidikan dalam keluarga, anak bukan saja
diharapkan agar menjadi suatu pribadi yang mantap,yang secara mandiri dapat
melaksanakan tugas hidupnya dengan baik,melainkan ia diharapkan dapat menjadi
anggota masyarakat yang baik. Suatu pribadi hanya akan menatap bila ia
membuktika dirinya tangguh dalam melaksanakan hidupnya dalam masyarakat,sedangkan
pelaksanaan hidup dalam masyarakat secara baik hanya akan dapat dilaksanakan
oleh suatu pribadi yang mantap.
DAFTAR PUSTAKA
Sadulloh,uyoh.2009.pedagogika.Bandung:Upi
Press
www.academia.edu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar