Kamis, 22 Desember 2016

Sikap (Attitude)

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Manusia adalah makhluk yang unik karena memiliki perbedaan dengan makhluk lain. Sikap (attitude) merupakan konsep paling penting dalam psikologi sosial yang membahas unsur sikap baik sebagai individu maupun kelompok. Banyak psikolog dan sosiolog memberi batasan bahwa sikap merupakan kecenderungan individu untuk merespon dengan cara yang khusus terhadap stimulus yang ada dalam lingkungan sosial.
B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas muncul beberapa rumusan masalah yaitu :
1.      Apa pengertian sikap?
2.      Apa saja ciri-ciri sikap?
3.      Faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi sikap?
4.      Bagaimana proses perubahan dan pembentukan sikap?
5.      Apa saja pengaruh kebudayaan terhadap sikap  dan kepribadian manusia?
C.    Tujuan
Berdasarkan perumusan masalah dapat diketahui tujuan pembahasan materi ini yaitu :
1.      Untuk mengetahui apa pengertian dari sikap.
2.      Untuk mengetahui apa saja ciri-ciri dari sikap.
3.      Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi sikap.
4.      Untuk mengetahui bagaimana proses perubahan dan pembentukan sikap.
5.      Untuk mengetahui apa saja pengaruh kebudayaan terhadap sikap  dan kepribadian manusia.

BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Sikap
Sikap (attitude) adalah kesiapan seseorang untuk bertindak secara tertentu terhadap hal-hal tertentu. Menurut Charles Bird sikap sebagai suatu yang berhubungan dengan penyesuaian diri seseorang kepada aspek-aspek lingkungan sekitar yang dipilih atau kepada tindakannya sendiri. Bahkan lebih luas lagi sikap dapat diartikan sebagai prediksi (kecenderungan jiwa) atau orientasi kepada suatu masalah,institusi dann orang lain.
Sikap adalah keadaan diri dalam manusia yang menggerakkan untuk bertindak atau berbuat dalam kegiatan sosial  dengan perasaan tertentu didalam menanggapi objek situasi atau kondisi di lingkungan sekitarnya.
Menurut F.H. Allport,sikap adalah suatu persiapan berpindah/berbuat dalam suatu arah tertentu. Sikap dibedakan menjadi dua,yakni sikap individual dan sikap sosial. Sikap merupakan tendensi (kecenderungan) atau orientasi,maka ia dapat mengatasi perubahan melalui pengalaman atau pendidikan. Sikap itu bisa bersifat positif,artinya kalau sesuatu hal itu yang menyenangkan,maka kecenderungan untuk mendekati atau mengharapkan; sedangkan kalau sesuatu itu yang negatif maka cenderung dijauhi,dibenci dan tidak menyukai objek tersebut. (Nurjanah,2013:213)

B.     Ciri-Ciri Sikap
1.      Dalam sikap selalu ada hubungan subjek-objek.
2.      Sikap tidak dibawa sejak lahir,melainkan dipelajari dan dibentuk melalui pengalaman-pengalaman.
3.      Karena sikap itu dipelajari,maka sikap itu berubah-ubah sesuai dengan keadaan lingkungan disekitar individu yang bersangkutan pada saat yang berbeda.
4.      Dalam sikap mengandung juga faktor motivasi dan perasaan.
5.      Sikap tidak menghilang walaupun kebutuhan sudah terpenuhi.
6.      Sikap bukan hanya satu macam,melainkan bermacam-macam sesuai dengan banyaknya objek yang diperhatikan proses pembentukan dan perubahan sikap. (Nurjanah,2013:214)

C.     Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Sikap
Proses belajar sosial terbentuk dari interaksi sosial. Dalam interaksi sosial,individu membentuk pola sikap tertentu terhadap berbagai objek psikologis yang dihadapinya. Berikut beberapa faktor yang mempengaruhi sikap,diantaranya:
1.      Pengalaman pribadi
Untuk dapat menjadi dasar pembentukan sikap,pengalaman pribadi harus meninggalkan kkesan yang kuat. Karena itu,sikap akan lebih mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut  mellibatkan faktor emosional. Dalam situasi yang melibatkan emosi,penghayatan akan pengalaman akan lebih mendalam dan lebih lama membekas.
2.      Kebudayaan
B.F. Skinner menekankan pengaru lingkungan (termasuk kebudayaan) dalam membentuk kepribadian seseorang.  Kepribadian tidak lain dari pada pola perilaku yang konsisten yang menggambarkan sejarah reinforcement (penguatan,ganjaran) yang dimiliki. Pola reinforcement dari masyarakat untuk sikap dan perilaku tersebut,bukan untuk sikap dan perilaku yang lain.
3.      Orang lain yang dianggap penting
Pada umumnya,individu bersikap konformis atau searah dengan sikap orang-orang yang dianggap penting. Kecenderungan ini antara lain dimotivasi oleh keinginan untuk berafiliasi dan keinginan untuk menghindari konflik dengan orang yang dianggap penting tersebut.
4.      Media massa
Sebagai sarana komunikasi,berbagai media massa seperti televisi, radio,koran internet dan lain-lain mempunyai pengaruh besar dalam pembentukan opini dan kepercayaan orang. Adanya informasi baru mengenai sesuatu hal memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya sikap terhadap hal tersebut. Pesan-pesan sugestif yang dibawa informasi tersebut apabila cukup kuat,akan memberi dasar afektif dalam mengekspresikan dan menilai sesuatu hal sehingga terbentuklah arah sikap tertentu. (http://www.hanadwiutami.wordpress.com)

D.    Proses Perubahan dan Pembentukan Sikap
1.      Adopsi,kejadian atau peristiwa yang berulang-ulang,lama kelamaan secara berangsur disserap kedalam diri individu dan akan mempengaruhi terbentuknya sikap.
2.      Diferesi,karena perkembangannya,maka ada hal yang tadinya dianggap sejenis,sekarang dipandang lepas dari jenisnya.
3.      Integrasi,pembentukan sikap ini secara bertahap mulai dari pengalaman,sehingga akhirnya terbentuk sikap mengenai hal tersebut.
4.      Trauma,yaitu pengalaman yang tiba-tiba mengejutkan yang meninggalkan kesan mendalam pada jiwa orang yang bersangkutan.
Dalam menghadapi suatu permasalahan,biasanya kebanyakan orang mengambil  sikap jalan pintas dan jika mendapat kesulitan maka langsung berputus asa. (Nurjanah,2013:214)

E.     Pengaruh Kebudayaan Terhadap Sikap dan Kepribadian Manusia
Faktor kebudayaan sangat berpengaruh terhadap pembentukan kepribadian manusia. Dalam kebudayaan itu terdapat norma-norma dan  nilai-nilai yang mengatur tingkah laku manusia dalam masyarakat. Kepribadian tidak dapat dipahami terlepas dari nilai-nilai dan norma-norma kebudayaan tersebut karena hakikatnya kepribadian adalah susunan daripada aturan tingkah laku dalam pola respons dan konsisten. Tingkah laku sebagai bentuk manifestasi kepribadian dapat dikatakan normal atau abnormal tergantung pada kesesuaiannya dengan aturan-aturan sosial yang ada atau kesesuaiannya dengan norma-norma kebudayaan dari masyarakatnya. Dari sudut pandang inilah maka ketidakmampuan menyesuaikan diri dalam lingkungan kebudayaan tertentu mungkin dalam kebudayaann lainnya dipandang cukup mampu menyesuaikannya.
 Oleh para ahli psikologi pengaruh kebudayaan terhadap sikap dan tingkah laku serta kepribadian manusia telah diselidiki sedemikian luasnya sehingga ditemukan kenyataan bahwa peranan kebudayaan dalam pembentukan sikap,tingkah laku dan kepribadian itu terletak dalam satu sistem orientasi yang oleh Kardiner disebut sistem integratif. Alam sistem itu manusia memperoleh kemungkinan untuk mengorganisasikan sikap dan tingkah laku terhadap sistem ide dan perbuatan yang relatif mantap.
Adapun sistem integratif tersebut adalah:
1.      Sistem rasional,yakni berupa metode pengendalian yang dapat membentuk serta memanfaatkan ilmu pengetahuan,teknologi dan science. Tugas pokok daripada lingkungan alam serta membentuk benda atau bentuk-bentuk alamiah yang tak bermanfaat menjadi bermanfaat bagi manusia dan masyarakat.
2.      Sistem kepercayaan,yaitu semua ide-ide yang bersifat mutlak yang berfungsi untuk menyesuaikan anggota-anggota kelompok/masyarakat dengan wilayah kehidupan yang tak dapat dimanipulasikan oleh teknologi atau skill yakni menyangkut alam gaib. Sistem kepercayaan itu terdiri dari konsepsi kehidupan seperti agama,adat istiadat,methodologi dan termasuk sistem upacara seperti upacara sembahyang,upacara kematian dan sebagainya.
3.      Ideologi sosial,yaitu berupa ide dan nilai-nilai yang menyatakan adanya hubungan kekuasaan diantara anggota/kelompok masyarakat. Ide dan nilai tersebut mengatur hubungan manusia dengan yang lainnya dan menciptakan tingkatan tertentu dari kedekatan hubungan tersebut. Ia mengontrol sistem rasional di atas serta menetapkan pembagian tugas anggota masyarakat,juga mengatur distribusi barang-barang kebutuhan anggota masyarakat,dimana tujuan utamanya adalah untuk membina kesejahteraan sosial.
Oleh karenanya,dengan ketiga sistem tersebut manusia akan mampu mempertahankan hidupnya. Ketiga sistem tersebut meliputi tiga aspek kehidupan manusia yaitu aspek penembangan kecerdasan dalam lapangan hidup,aspek pengembangan kehidupan pribadi dalam hubungan vertikal dengan Tuhannya melalui emosi dan konasi dan aspek pengembangan hidup kemasyarakatannya melalui pikiran dan perasaan sosialnya. Dengan demikian kemampuan individualitas,sosialitas dan moralitas manusia berkembang dalam ketiga sistem tersebut.
Dalam hubungan dengan pengaruh kebudayaan terhadap sikap dan tingkah laku serta kepribadian manusia telah banyak diselidiki oleh ahli-ahli antropologi yang bekerja atas dasar teori psikologi,seperti : Kardiner, Kluckohn,Margarethmend, Raymon Firth dan sebagainya. Ada pembagian sikap yang salah satunya adalah : sikap terbuka,sikap tebuka amat besar pengaruhnya dalam menumbuhkan komunikasi interfersonal yang efektif. Lawan dari sikap terbuka adalah dogmatisme,sehingga untuk memahami sikap terbuka kita harus mengidentifikasikan dogmatisme sebagai “(a). Relatively closed cognitive organization of beliefs and disbeliefs about reality, (b). Organized around a central set of beliefs about absolute authority which in turn, (c). Provedes a frame work for patters\ns of inteleranci toward others”. Rokeach yang kemudian memperjelas pikirannya dalam bukunya “the open and cloend mind” (1960),menegaskan pengaruh dogmatisme terhadap proses pemerintahan dan pengolahan informasi. Dengan menggunakan brooks dan emmert (1977) sebagai rujukan,karakteristik orang yang bersikap terbuka dikontraskan dengan karakteristik orang tertutup. (Nurjanah,2013:215)


BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Sikap adalah keadaan diri dalam manusia yang menggerakkan untuk bertindak atau berbuat dalam kegiatan sosial  dengan perasaan tertentu didalam menanggapi objek situasi atau kondisi di lingkungan sekitarnya.
Ciri-Ciri Sikap
1.      Dalam sikap selalu ada hubungan subjek-objek.
2.      Sikap tidak dibawa sejak lahir,melainkan dipelajari dan dibentuk melalui pengalaman-pengalaman.
3.      Karena sikap itu dipelajari,maka sikap itu berubah-ubah sesuai dengan keadaan lingkungan disekitar individu yang bersangkutan pada saat yang berbeda.
4.      Dalam sikap mengandung juga faktor motivasi dan perasaan.
5.      Sikap tidak menghilang walaupun kebutuhan sudah terpenuhi.
6.      Sikap bukan hanya satu macam,melainkan bermacam-macam sesuai dengan banyaknya objek yang diperhatikan proses pembentukan dan perubahan sikap.
Berikut beberapa faktor yang mempengaruhi sikap,diantaranya: pengalaman pribadi, kebudayaan, orang lain yang dianggap penting, media massa.
Proses perubahan dan pembentukan sikap meliputi: adopsi,diferesi,integrasi dan trauma.
Oleh para ahli psikologi pengaruh kebudayaan terhadap sikap dan tingkah laku serta kepribadian manusia telah diselidiki sedemikian luasnya sehingga ditemukan kenyataan bahwa peranan kebudayaan dalam pembentukan sikap,tingkah laku dan kepribadian itu terletak dalam satu sistem orientasi yang oleh Kardiner disebut sistem integratif. Alam sistem itu manusia memperoleh kemungkinan untuk mengorganisasikan sikap dan tingkah laku terhadap sistem ide dan perbuatan yang relatif mantap.

DAFTAR PUSTAKA
Nurjanah.2013. Psikologi Umum. Ciamis. IAID

http://www.hanadwiutami.wordpress.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar