BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Manusia adalah makhluk yang unik karena memiliki
perbedaan dengan makhluk lain. Sikap (attitude) merupakan konsep paling penting
dalam psikologi sosial yang membahas unsur sikap baik sebagai individu maupun
kelompok. Banyak psikolog dan sosiolog memberi batasan bahwa sikap merupakan
kecenderungan individu untuk merespon dengan cara yang khusus terhadap stimulus
yang ada dalam lingkungan sosial.
B.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas muncul beberapa
rumusan masalah yaitu :
1. Apa
pengertian sikap?
2. Apa
saja ciri-ciri sikap?
3. Faktor-faktor
apa saja yang dapat mempengaruhi sikap?
4. Bagaimana
proses perubahan dan pembentukan sikap?
5. Apa
saja pengaruh kebudayaan terhadap sikap
dan kepribadian manusia?
C.
Tujuan
Berdasarkan perumusan masalah dapat
diketahui tujuan pembahasan materi ini yaitu :
1.
Untuk mengetahui apa
pengertian dari sikap.
2.
Untuk mengetahui apa
saja ciri-ciri dari sikap.
3.
Untuk mengetahui faktor-faktor
apa saja yang dapat mempengaruhi sikap.
4.
Untuk mengetahui bagaimana
proses perubahan dan pembentukan sikap.
5.
Untuk mengetahui apa
saja pengaruh kebudayaan terhadap sikap
dan kepribadian manusia.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Sikap
Sikap (attitude) adalah kesiapan seseorang untuk
bertindak secara tertentu terhadap hal-hal tertentu. Menurut Charles Bird sikap
sebagai suatu yang berhubungan dengan penyesuaian diri seseorang kepada
aspek-aspek lingkungan sekitar yang dipilih atau kepada tindakannya sendiri.
Bahkan lebih luas lagi sikap dapat diartikan sebagai prediksi (kecenderungan
jiwa) atau orientasi kepada suatu masalah,institusi dann orang lain.
Sikap adalah keadaan diri dalam manusia yang
menggerakkan untuk bertindak atau berbuat dalam kegiatan sosial dengan perasaan tertentu didalam menanggapi
objek situasi atau kondisi di lingkungan sekitarnya.
Menurut F.H. Allport,sikap adalah suatu persiapan
berpindah/berbuat dalam suatu arah tertentu. Sikap dibedakan menjadi dua,yakni
sikap individual dan sikap sosial. Sikap merupakan tendensi (kecenderungan)
atau orientasi,maka ia dapat mengatasi perubahan melalui pengalaman atau
pendidikan. Sikap itu bisa bersifat positif,artinya kalau sesuatu hal itu yang
menyenangkan,maka kecenderungan untuk mendekati atau mengharapkan; sedangkan
kalau sesuatu itu yang negatif maka cenderung dijauhi,dibenci dan tidak menyukai
objek tersebut. (Nurjanah,2013:213)
B.
Ciri-Ciri Sikap
1.
Dalam sikap selalu ada
hubungan subjek-objek.
2.
Sikap tidak dibawa sejak
lahir,melainkan dipelajari dan dibentuk melalui pengalaman-pengalaman.
3.
Karena sikap itu
dipelajari,maka sikap itu berubah-ubah sesuai dengan keadaan lingkungan
disekitar individu yang bersangkutan pada saat yang berbeda.
4.
Dalam sikap mengandung
juga faktor motivasi dan perasaan.
5.
Sikap tidak menghilang
walaupun kebutuhan sudah terpenuhi.
6.
Sikap bukan hanya satu
macam,melainkan bermacam-macam sesuai dengan banyaknya objek yang diperhatikan
proses pembentukan dan perubahan sikap. (Nurjanah,2013:214)
C.
Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Sikap
Proses belajar sosial terbentuk dari interaksi sosial.
Dalam interaksi sosial,individu membentuk pola sikap tertentu terhadap berbagai
objek psikologis yang dihadapinya. Berikut beberapa faktor yang mempengaruhi
sikap,diantaranya:
1.
Pengalaman pribadi
Untuk dapat menjadi dasar pembentukan sikap,pengalaman
pribadi harus meninggalkan kkesan yang kuat. Karena itu,sikap akan lebih mudah
terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut
mellibatkan faktor emosional. Dalam situasi yang melibatkan
emosi,penghayatan akan pengalaman akan lebih mendalam dan lebih lama membekas.
2.
Kebudayaan
B.F. Skinner menekankan pengaru lingkungan (termasuk kebudayaan) dalam
membentuk kepribadian seseorang.
Kepribadian tidak lain dari pada pola perilaku yang konsisten yang
menggambarkan sejarah reinforcement (penguatan,ganjaran) yang dimiliki. Pola
reinforcement dari masyarakat untuk sikap dan perilaku tersebut,bukan untuk
sikap dan perilaku yang lain.
3.
Orang lain yang dianggap
penting
Pada umumnya,individu bersikap konformis atau searah
dengan sikap orang-orang yang dianggap penting. Kecenderungan ini antara lain
dimotivasi oleh keinginan untuk berafiliasi dan keinginan untuk menghindari
konflik dengan orang yang dianggap penting tersebut.
4.
Media massa
Sebagai sarana komunikasi,berbagai media massa seperti
televisi, radio,koran internet dan lain-lain mempunyai pengaruh besar dalam
pembentukan opini dan kepercayaan orang. Adanya informasi baru mengenai sesuatu
hal memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya sikap terhadap hal
tersebut. Pesan-pesan sugestif yang dibawa informasi tersebut apabila cukup
kuat,akan memberi dasar afektif dalam mengekspresikan dan menilai sesuatu hal
sehingga terbentuklah arah sikap tertentu. (http://www.hanadwiutami.wordpress.com)
D.
Proses Perubahan dan
Pembentukan Sikap
1.
Adopsi,kejadian atau
peristiwa yang berulang-ulang,lama kelamaan secara berangsur disserap kedalam
diri individu dan akan mempengaruhi terbentuknya sikap.
2.
Diferesi,karena
perkembangannya,maka ada hal yang tadinya dianggap sejenis,sekarang dipandang
lepas dari jenisnya.
3.
Integrasi,pembentukan
sikap ini secara bertahap mulai dari pengalaman,sehingga akhirnya terbentuk
sikap mengenai hal tersebut.
4.
Trauma,yaitu pengalaman
yang tiba-tiba mengejutkan yang meninggalkan kesan mendalam pada jiwa orang
yang bersangkutan.
Dalam menghadapi suatu permasalahan,biasanya
kebanyakan orang mengambil sikap jalan
pintas dan jika mendapat kesulitan maka langsung berputus asa.
(Nurjanah,2013:214)
E.
Pengaruh Kebudayaan Terhadap
Sikap dan Kepribadian Manusia
Faktor kebudayaan sangat berpengaruh terhadap
pembentukan kepribadian manusia. Dalam kebudayaan itu terdapat norma-norma
dan nilai-nilai yang mengatur tingkah
laku manusia dalam masyarakat. Kepribadian tidak dapat dipahami terlepas dari
nilai-nilai dan norma-norma kebudayaan tersebut karena hakikatnya kepribadian
adalah susunan daripada aturan tingkah laku dalam pola respons dan konsisten.
Tingkah laku sebagai bentuk manifestasi kepribadian dapat dikatakan normal atau
abnormal tergantung pada kesesuaiannya dengan aturan-aturan sosial yang ada
atau kesesuaiannya dengan norma-norma kebudayaan dari masyarakatnya. Dari sudut
pandang inilah maka ketidakmampuan menyesuaikan diri dalam lingkungan
kebudayaan tertentu mungkin dalam kebudayaann lainnya dipandang cukup mampu
menyesuaikannya.
Oleh para ahli
psikologi pengaruh kebudayaan terhadap sikap dan tingkah laku serta kepribadian
manusia telah diselidiki sedemikian luasnya sehingga ditemukan kenyataan bahwa
peranan kebudayaan dalam pembentukan sikap,tingkah laku dan kepribadian itu
terletak dalam satu sistem orientasi yang oleh Kardiner disebut sistem
integratif. Alam sistem itu manusia memperoleh kemungkinan untuk
mengorganisasikan sikap dan tingkah laku terhadap sistem ide dan perbuatan yang
relatif mantap.
Adapun sistem integratif tersebut adalah:
1.
Sistem rasional,yakni
berupa metode pengendalian yang dapat membentuk serta memanfaatkan ilmu
pengetahuan,teknologi dan science. Tugas pokok daripada lingkungan alam serta
membentuk benda atau bentuk-bentuk alamiah yang tak bermanfaat menjadi
bermanfaat bagi manusia dan masyarakat.
2.
Sistem kepercayaan,yaitu
semua ide-ide yang bersifat mutlak yang berfungsi untuk menyesuaikan
anggota-anggota kelompok/masyarakat dengan wilayah kehidupan yang tak dapat
dimanipulasikan oleh teknologi atau skill yakni menyangkut alam gaib. Sistem
kepercayaan itu terdiri dari konsepsi kehidupan seperti agama,adat
istiadat,methodologi dan termasuk sistem upacara seperti upacara
sembahyang,upacara kematian dan sebagainya.
3.
Ideologi sosial,yaitu
berupa ide dan nilai-nilai yang menyatakan adanya hubungan kekuasaan diantara
anggota/kelompok masyarakat. Ide dan nilai tersebut mengatur hubungan manusia
dengan yang lainnya dan menciptakan tingkatan tertentu dari kedekatan hubungan
tersebut. Ia mengontrol sistem rasional di atas serta menetapkan pembagian
tugas anggota masyarakat,juga mengatur distribusi barang-barang kebutuhan
anggota masyarakat,dimana tujuan utamanya adalah untuk membina kesejahteraan
sosial.
Oleh karenanya,dengan ketiga sistem tersebut manusia akan mampu
mempertahankan hidupnya. Ketiga sistem tersebut meliputi tiga aspek kehidupan
manusia yaitu aspek penembangan kecerdasan dalam lapangan hidup,aspek
pengembangan kehidupan pribadi dalam hubungan vertikal dengan Tuhannya melalui
emosi dan konasi dan aspek pengembangan hidup kemasyarakatannya melalui pikiran
dan perasaan sosialnya. Dengan demikian kemampuan individualitas,sosialitas dan
moralitas manusia berkembang dalam ketiga sistem tersebut.
Dalam hubungan dengan pengaruh kebudayaan terhadap sikap dan tingkah laku
serta kepribadian manusia telah banyak diselidiki oleh ahli-ahli antropologi
yang bekerja atas dasar teori psikologi,seperti : Kardiner, Kluckohn,Margarethmend,
Raymon Firth dan sebagainya. Ada pembagian sikap yang salah satunya adalah :
sikap terbuka,sikap tebuka amat besar pengaruhnya dalam menumbuhkan komunikasi
interfersonal yang efektif. Lawan dari sikap terbuka adalah dogmatisme,sehingga
untuk memahami sikap terbuka kita harus mengidentifikasikan dogmatisme sebagai
“(a). Relatively closed cognitive organization of beliefs and disbeliefs about
reality, (b). Organized around a central set of beliefs about absolute
authority which in turn, (c). Provedes a frame work for patters\ns of
inteleranci toward others”. Rokeach yang kemudian memperjelas pikirannya dalam
bukunya “the open and cloend mind” (1960),menegaskan pengaruh dogmatisme
terhadap proses pemerintahan dan pengolahan informasi. Dengan menggunakan brooks dan emmert (1977) sebagai rujukan,karakteristik orang yang bersikap
terbuka dikontraskan dengan karakteristik orang tertutup. (Nurjanah,2013:215)
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Sikap adalah keadaan diri dalam manusia yang menggerakkan untuk bertindak
atau berbuat dalam kegiatan sosial
dengan perasaan tertentu didalam menanggapi objek situasi atau kondisi
di lingkungan sekitarnya.
Ciri-Ciri Sikap
1.
Dalam sikap selalu ada
hubungan subjek-objek.
2.
Sikap tidak dibawa sejak
lahir,melainkan dipelajari dan dibentuk melalui pengalaman-pengalaman.
3.
Karena sikap itu
dipelajari,maka sikap itu berubah-ubah sesuai dengan keadaan lingkungan
disekitar individu yang bersangkutan pada saat yang berbeda.
4.
Dalam sikap mengandung
juga faktor motivasi dan perasaan.
5.
Sikap tidak menghilang
walaupun kebutuhan sudah terpenuhi.
6.
Sikap bukan hanya satu
macam,melainkan bermacam-macam sesuai dengan banyaknya objek yang diperhatikan
proses pembentukan dan perubahan sikap.
Berikut beberapa faktor yang mempengaruhi
sikap,diantaranya: pengalaman pribadi, kebudayaan, orang lain yang dianggap
penting, media massa.
Proses perubahan dan pembentukan sikap meliputi:
adopsi,diferesi,integrasi dan trauma.
Oleh para ahli psikologi pengaruh kebudayaan terhadap
sikap dan tingkah laku serta kepribadian manusia telah diselidiki sedemikian
luasnya sehingga ditemukan kenyataan bahwa peranan kebudayaan dalam pembentukan
sikap,tingkah laku dan kepribadian itu terletak dalam satu sistem orientasi
yang oleh Kardiner disebut sistem integratif. Alam sistem itu manusia memperoleh
kemungkinan untuk mengorganisasikan sikap dan tingkah laku terhadap sistem ide
dan perbuatan yang relatif mantap.
DAFTAR PUSTAKA
Nurjanah.2013. Psikologi Umum. Ciamis.
IAID
http://www.hanadwiutami.wordpress.com